Sumber: BPIP |
Dalam The Shallows, Carr mengungkapkan bahwa teknologi baru, termasuk internet, membawa perubahan besar dalam cara kita berpikir, berperilaku, dan menjalani hidup. Fokus utamanya adalah pada dampak internet yang merugikan, meskipun ia juga tidak menafikan beberapa manfaat yang ditawarkannya. Salah satu poin penting yang diangkat Carr adalah bahwa internet memicu perubahan struktural pada otak melalui proses yang dikenal sebagai neuroplastisitas, yakni kemampuan otak untuk beradaptasi dan membentuk ulang dirinya berdasarkan pengalaman baru.
Alih-alih membaca seluruh bukunya, Anda bisa mendapatkan gambaran ringkas mengenai pemikiran Carr tentang bagaimana teknologi digital memengaruhi kognisi manusia di artikel ini. Sebelum kita membahas lebih lanjut, ada baiknya kita merenungkan sebuah cerita klasik yang relevan dengan dampak teknologi ini.
Lebih dari satu abad yang lalu, EM Forster menerbitkan cerita pendek berjudul The Machine Stops (1909) [lihat] yang mengisahkan dunia distopia di mana mesin misterius mengendalikan segalanya, dari pasokan makanan hingga informasi. Dalam dunia itu, komunikasi dilakukan sepenuhnya dari jarak jauh, dan pertemuan tatap muka tidak lagi terjadi. Mesin mengatur pola pikir manusia dengan membuat mereka sepenuhnya bergantung padanya. Ketika mesin ini berhenti bekerja, seluruh masyarakat runtuh. Kisah ini masih relevan sebagai cerminan akan ketergantungan kita pada teknologi digital dan dampaknya terhadap otak manusia.
Berikut adalah tujuh pengaruh teknologi digital terhadap kognisi manusia menurut Carr:
1. Perubahan Struktur Otak
Carr mengungkapkan bahwa penggunaan internet mengubah cara otak kita bekerja. Internet merangsang otak untuk terbiasa memproses informasi secara cepat dan dangkal, bukan melalui pemikiran mendalam dan analitis. Proses ini dikenal sebagai neuroplastisitas, di mana otak beradaptasi untuk memproses informasi dengan cara yang berbeda akibat pengalaman menggunakan internet secara terus-menerus.
2. Penurunan Kemampuan Fokus dan Konsentrasi
Internet dirancang untuk memberikan rangsangan cepat, seperti klik, iklan, dan notifikasi yang terus-menerus. Hal ini berdampak pada kemampuan kita untuk fokus pada satu hal dalam jangka waktu yang lama. Kebiasaan ini akhirnya mengikis kemampuan kita untuk membaca dan merenung secara mendalam, karena otak menjadi terbiasa dengan distraksi yang konstan.
3. Pemrosesan Informasi yang Dangkal
Menurut Carr, internet mendorong pola pikir *skimming*, yaitu mencari informasi secara cepat tanpa benar-benar menyelami atau memahaminya secara mendalam. Kebiasaan ini memengaruhi kemampuan kita dalam mengingat dan memahami informasi secara lebih mendalam, karena kita terbiasa berpindah-pindah dari satu informasi ke informasi lain.
4. Kehilangan Kapasitas untuk Pemikiran Linear
Membaca buku atau teks panjang membutuhkan kemampuan untuk berpikir secara linear, mengikuti argumen atau alur cerita dari awal hingga akhir. Namun, internet justru mendorong pola pikir yang fragmentaris, di mana seseorang cenderung berpindah-pindah antara berbagai topik atau sumber informasi. Hal ini dapat menurunkan kemampuan kita dalam memahami argumen kompleks atau narasi panjang.
5. Dampak pada Memori Jangka Panjang
Carr berpendapat bahwa internet memengaruhi cara kita menyimpan dan mengakses informasi. Alih-alih menyimpan informasi dalam memori jangka panjang, kita semakin mengandalkan internet sebagai "memori eksternal." Akibatnya, kita cenderung tidak menyimpan informasi penting dalam ingatan kita sendiri dan menjadi lebih bergantung pada teknologi untuk mengaksesnya.
6. Ketergantungan pada Teknologi
Kemudahan yang ditawarkan oleh internet membuat kita semakin bergantung pada teknologi untuk menyelesaikan masalah atau mencari informasi. Ketergantungan ini berpotensi mengurangi kemampuan kognitif kita dalam menyelesaikan masalah secara mandiri, tanpa bantuan teknologi.
7. Dampak pada Kreativitas
Carr juga mengemukakan bahwa kreativitas membutuhkan waktu untuk merenung dan mengembangkan ide-ide secara mendalam. Namun, kebiasaan berpindah cepat dari satu informasi ke informasi lain mengurangi ruang untuk refleksi dan berpikir kreatif. Ini dapat menghambat kreativitas seseorang dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Carr menyimpulkan bahwa internet telah mengubah cara kita berpikir dan belajar. Pola pikir yang terbiasa dengan pemrosesan cepat dan dangkal menggantikan kemampuan kita untuk fokus, berpikir mendalam, dan merenungkan informasi secara serius. Perubahan ini dapat berdampak besar pada perkembangan intelektual, baik individu maupun masyarakat. Carr menekankan pentingnya keseimbangan dalam menggunakan teknologi digital untuk menjaga kapasitas kognitif kita yang mendalam dan kreatif.
Dampak teknologi digital pada kognisi manusia memang berbeda-beda tergantung usia. Anak-anak, dewasa muda, dan orang dewasa yang lebih tua mungkin mengalami dampak yang beragam. Memahami pengaruh spesifik teknologi digital pada berbagai kelompok usia sangat penting untuk mendorong penggunaan teknologi yang sehat. Orang tua, misalnya, disarankan untuk bijaksana dalam memperkenalkan teknologi digital pada anak-anak di usia belajar.
Ismail, Magelang
Jangan lewatkan informasi dan konten menarik dari kami! Ikuti saluran WhatsApp kami sekarang untuk mendapatkan update eksklusif. Klik di sini untuk bergabung
0Komentar