"Sejauh ini, kami belum melihat adanya kebutuhan untuk merevisi proyeksi tersebut karena hasil dialog dan diskusi dengan perbankan melalui Rencana Bisnis Bank (RBB) terbaru tidak menunjukkan adanya perubahan," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, seusai menghadiri Konferensi Nasional Pengembangan Ekonomi Daerah di Hotel Double Tree, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (28/4).
Pada tahun 2024, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 10,39 persen secara tahunan (year-on-year/YoY). Sementara itu, per Maret 2025, angka pertumbuhan kredit berada di kisaran 9,2 hingga 9,3 persen.
Mahendra juga menanggapi revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh International Monetary Fund (IMF) yang diperkirakan turun menjadi 2,8 persen pada 2025. Ia menegaskan bahwa OJK akan mengikuti kalkulasi serta proyeksi yang disusun pemerintah dan lembaga terkait lainnya. Namun, perhatian utama OJK tetap tertuju pada kinerja industri keuangan.
"Fokus kami tetap pada bagaimana perkembangan pembiayaan, kredit, kesehatan perbankan, dan performa sektor keuangan yang berada di bawah pengawasan OJK," jelasnya.
Walaupun sejauh ini belum ada indikasi perubahan signifikan dalam pertumbuhan berdasarkan diskusi dengan lembaga jasa keuangan, Mahendra menegaskan bahwa OJK akan terus memperbarui proyeksi apabila terdapat perkembangan terbaru.
"Kita akan terus memantau realisasi kinerja, bukan hanya sekadar berpatokan pada proyeksi pertumbuhan ekonomi," tambahnya.
0Komentar