PT Garuda Indonesia (Persero) mencatatkan peningkatan pendapatan operasional konsolidasi sebesar USD 723,56 juta atau sekitar Rp 11,9 triliun per 31 Maret 2025. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 1,63 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024.
Salah satu kontributor utama terhadap kinerja positif ini adalah layanan penerbangan charter yang mengalami lonjakan signifikan sebesar 92,88 persen dari tahun sebelumnya, dengan pendapatan mencapai USD 37,95 juta. Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menyampaikan bahwa meningkatnya permintaan terutama dari sektor umrah dan perjalanan kelompok menjadi faktor penting yang memperkuat posisi Garuda sebagai maskapai yang responsif terhadap perubahan pasar.
Selain itu, pertumbuhan pendapatan juga didukung oleh peningkatan jumlah penumpang dan volume kargo. Pada kuartal pertama 2025, total penumpang yang dilayani mencapai 5,12 juta, terdiri atas 2,64 juta oleh Garuda Indonesia dan 2,48 juta oleh anak usahanya, Citilink. Tingkat keterisian kursi pun naik menjadi 78,8 persen, atau meningkat 5 persen dibandingkan kuartal pertama tahun sebelumnya.
Dari sisi ketepatan waktu penerbangan, Garuda mencatat peningkatan dengan tingkat on-time performance mencapai 88,19 persen. Sementara itu, untuk layanan kargo, total angkutan meningkat sebesar 5 persen menjadi 58.145 ton, terdiri dari 34.715 ton yang diangkut oleh Garuda dan 23.430 ton oleh Citilink. Wamildan menyebutkan bahwa capaian ini menunjukkan pemulihan bertahap di sektor kargo yang sebelumnya terdampak pandemi.
Dari sisi keuangan, perusahaan berhasil mencatatkan arus kas bersih dari aktivitas operasional sebesar USD 162,27 juta, tumbuh 87,15 persen dari periode yang sama tahun lalu. Kerugian bersih juga berhasil ditekan sebesar 12,54 persen, dari USD 86,82 juta pada kuartal I 2024 menjadi USD 75,93 juta pada kuartal I 2025.
Kerugian ini sebagian besar disebabkan oleh beban keuangan sebesar USD 124,57 juta yang berkaitan dengan kewajiban restrukturisasi pembiayaan, sebagai bagian dari strategi pemulihan jangka panjang. Garuda Indonesia juga menyampaikan rencana untuk menambah armada pesawat guna memperkuat operasional ke depan.
"Melalui arus kas yang terus membaik serta pengelolaan sinking fund yang seimbang, kami tetap fokus menjaga stabilitas keuangan dan memenuhi kewajiban jangka pendek maupun panjang," pungkas Wamildan.
0Komentar